CONDOR TRILOGY: THE LEGACY

Fan Fiction

Sepertinya menulis cerita fan fiction merupakan ide yang cukup menarik.

Saya sendiri punya ide sambungan kisah trilogi Rajawali karya Jin Yong dengan tokoh utama anak Zhang Wuji (protogonis Pedang Langit Golok Naga).

Sebenarnya ide ini muncul dari Jin Yong yang mengubah gaya penokohan tokoh utama untuk novel terakhirnya. Biasanya tokoh utama Jin Yong adalah seorang pendekar sakti mandraguna berwatak ksatria. Tapi untuk novel Lu Ding Ji alias Pangeran Menjangan, Jin Yong malah menempatkan tokoh utama Wei Xiaobao sebagai anti-hero yang licik penuh tipu daya tapi minim ilmu silat.

Lalu saya berandai-andai jika Jin Yong menulis novel baru, bisa jadi melangkah lebih jauh lagi dengan menciptakan tokoh utama seorang villain seorang tokoh jahat sakti mandraguna tanpa tanding!

Asumsi ini saya pakai untuk menulis fan fiction berikut ini.

Sebagaimana cerita trilogi rajawali, fan fiction ini juga menggunakan latar belakang sejarah asli, lengkap dengan tokoh-tokoh sejarah yang terlibat di dalamnya.

Setting: Dinasti Ming era kaisar Hongwu (Zhu Yuanzhang), era kaisar Jianwen (Zhu Yunwen) dan awal era kaisar Yongle (Zhu Di).

Tokoh utama: Zhang Er 張子
Tokoh Sejarah: Kaisar Hongwu (Zhu Yuanzhang), Kaisar Jianwen (Zhu Yunwen), Kaisar Yongle (Zhu Di), Zhu Biao, Ma Sanbo (Laksamana Zheng He/Cheng Ho), Chang Yuchun, Xu Da, Lan Yu.

PROLOG

Setelah bertualang di daerah Mongol selama beberapa waktu, Zhang Wuji dan Zhao Min memutuskan untuk menetap dan hidup tenang penuh kedamaian di pulau Binghuo (Es Api).

Setahun menetap, akhirnya anak mereka pun lahir, seorang anak laki-laki.

Untuk mudahnya, mari kita namakan Zhang Er 張子 yang berarti Anak Zhang.

Wuji sangat menikmati kehidupan tenteram dan keluarga kecilnya di pulau terpencil, tapi tidak dengan Zhao Min. Bagaimanapun juga Zhao Min lahir dan tumbuh besar di tengah kemewahan keluarga kaisar, tidak seperti Wuji yang memang lahir dan besar dengan kesederhanaan di pulau Binghuo. Satu-satunya hal yang membuat Zhao Min bertahan hidup di Binghuo adalah cintanya pada Zhang Wuji. Tapi dengan kelahiran puteranya, Zhao Min mulai memikirkan kehidupan di masa depan bagi anak lelakinya.

Wuji menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melatih putera satu-satunya semua kemampuan dan kesaktiannya, baik ilmu silat maupun ilmu pengobatan dan pengetahuan racun dari suami istri tabib Hu Qingniu.

Zhao Min sangat dekat dengan Zhang Er, malah terlalu memanjakannya. Zhao Min menceritakan tentang kebesaran dinasti Yuan dari cerita Genghis Khan hingga Kubilai Khan, sehingga tertanam di batin Zhang Er sebuah ambisi untuk menjadi penguasa.

Beberapa tahun kemudian, Zhao Min sudah mulai tak tahan dan ingin pergi ke daratan tengah, ditambah dengan kerinduannya pada keluarganya. Apalagi Zhao Min ingin memperkenalkan puteranya pada ayah dan kakaknya. Zhao Min mulai merengek pada Wuji untuk kembali ke daratan tengah, setidaknya selama beberapa bulan.

Saat itu Wuji juga merasakan firasat kurang enak dan terus memikirkan kakek gurunya Zhang Sanfeng. Akhirnya Wuji setuju untuk kembali ke daratan tengah, lagipula dia ingin anak mereka setidaknya bertemu dengan keluarga besar mereka.

Akhirnya ketika waktu yang memungkinkan untuk pergi tiba, mereka bertiga naik kapal, kembali ke daratan tengah bersama Zhang Er yang sudah berumur 10 tahun.

Continue reading ‘CONDOR TRILOGY: THE LEGACY’

Guard rail-nya gak apa-apa?

Minggu lalu, mobil yang dipakai nyonya menyerempet guard rail sampai akhirnya ujung guard rail nyangkut di body mobil di atas roda.

Apa itu guard rail?

Guard rail adalah pagar pelindung yang dipasang di sisi jalan agar kendaraan yang lepas kendali bisa ditahan supaya tidak keluar jalur sekaligus untuk mengurangi efek benturan. Di beberapa negara, guard rail juga dikenal dengan nama traffic barrier atau crash barrier.

Jalan sempit tempat kejadian, ketika mobil dari jalan sebelah kiri mau belok kiri.

Karena mobilnya nyangkut tak bisa maju ataupun mundur, tak ada jalan lain kecuali memanggil mobil derek. Apalagi ban mobil sobek kena ujung guard rail yang cukup tajam.

Ujung guard rail yang bengkok itu nyangkut di body mobil.
Selain bikin body mobil sobek, ban juga ikut sobek kena bagian ujung guard rail.

Di Jepang, mobil derek paling gampang dipanggil lewat asosiasi otomotif Jepang alias JAF. Asal terdaftar sebagai anggota JAF bisa panggil mobil derek gratis. Tapi untuk menjadi anggota JAF harus bayar uang pendaftaran 2000 yen plus iuran tahunan 4000 yen.

Selain itu, asalkan kita ikut asuransi nin-i hoken, kita bisa meminta perusahaan asuransi memanggil mobil derek yang akan biayanya ditanggung perusahaan asuransi. Karena saya ikut asuransi nin-i hoken, saya menelpon perusahaan asuransi untuk mendatangkan mobil derek.

Jika tak ikut asuransi ataupun bukan member JAF, panggil mobil derek membutuhkan biaya bervariasi antara 8 ribu yen hingga 15 ribu yen.
Jika terjadi kecelakaan seperti tabrakan, biayanya lebih mahal dibanding derek mobil karena mogok.

Continue reading ‘Guard rail-nya gak apa-apa?’

Para Wanita Xiang Shaolong

Siapakah tokoh wuxia yang paling playboy, paling doyan main perempuan, dan juga paling mampu menaklukkan banyak wanita? Sepertinya tak ada yang mampu menyaingi tokoh utama novel karya Huang Yi ini. Bahkan karakter playboy dunia Jin Yong seperti Wei Xiaobao juga sepertinya bakal malu dan tak bernyali untuk unjuk muka.

Tokoh utama novel A Step into the Past yang bernama Xiang Shaolong ini benar-benar playboy kelas berat. Jumlah wanita yang ditidurinya lebih dari jumlah jari di tangan, belum lagi wanita yang sebenarnya pasrah dan mandah tapi tak berani dijamah karena berbagai macam pertimbangan termasuk mengancam nyawa.

Tercatat di akhir novel, Xiang Shaolong memiliki 6 istri dan 4 gundik plus kekasih yang tidak dinikahi. Ini belum termasuk dayang-dayang istri dan kekasihnya, karena sering kali ketika seorang wanita bangsawan melayani Xiang Shaolong di atas ranjang, para dayangnya juga ikutan melayani.

Continue reading ‘Para Wanita Xiang Shaolong’

Kataki-Uchi: Duel di Persimpangan Kagiya

Bagian Kedua

Tulisan kali ini mengetengahkan peristiwa sejarah kataki-uchi (pembalasan dendam) terkenal dan populer dibawakan dalam panggung pertunjukan hingga serial TV dan film layar lebar.

Jika Chūshingura populer pertamakali lewat panggung Bunraku (pertunjukan boneka), kisah duel di persimpangan Kagiya ini dipopulerkan pertunjukan Kabuki. Selain itu juga, jika Chūshingura mengisahkan pembalasan dendam samurai atas kematian majikannya, Duel di Persimpangan Kagiya ini mengisahkan pembalasan dendam seorang kakak atas kematian adiknya. Sebenarnya hal ini kurang umum pada era Edo karena biasanya kataki-uchi merupakan balas dendam kematian majikan atau orang tua si pembalas dendam.

Dalam sejarah Jepang, peristiwa ini lebih dikenal dengan nama Igagoe no Ada-uchi 伊賀越の仇討ち (Pembalasan dendam di Igagoe), tapi panggung Kabuki menceritakan ulang kisah ini dengan judul Kagiya no Tsuji no Kettō 鍵屋の辻の決闘 (Duel di Persimpangan Kagiya).

Cerita kataki-uchi yang ini adalah kisah yang paling kusukai diantara 3 cerita kataki-uchi paling populer di Jepang karena menampilkan tokoh Araki Mataemon, seorang jago pedang terkenal pada zamannya yang mendirikan aliran ilmu pedang Yagyu Shingan-Ryu, sebuah cabang dari aliran pedang Yagyu Shinkage-Ryu.

Araki Mataemon dikenal sebagai murid Yagyu Munenori, pendiri aliran pedang Yagyu Shinkage-Ryu cabang Edo (Cabang yang satu lagi adalah cabang Owari yang didirikan keponakannya Yagyu Toshitoshi). Araki Mataemon adalah salah satu dari sedikit murid Yagyu Munenori yang memperoleh izin mendirikan cabang aliran pedang klan Yagyu dari gurunya.



Aktor Takahashi Hideki (tengah) berperan sebagai Araki Mataemon, bersama Nishimura Kazuhiko sebagai Watanabe Kazuma dalam serial NHK berjudul Kagiya no Tsuji no Kettō (1993)
Continue reading ‘Kataki-Uchi: Duel di Persimpangan Kagiya’

Kataki-Uchi: Chūshingura

Bagian Pertama.

Dalam kultur Jepang genre Jidaigeki (era samurai), sub-genre kataki-uchi atau juga dikenal dengan ada-uchi sangat populer dan digemari masyarakat Jepang, baik secara literatur bacaan, lukisan maupun pertunjukan panggung. Pada masa sekarang, kataki-uchi cukup sering menghiasi sinema layar lebar maupun serial TV dengan berbagai judul.

Kataki-uchi 敵討ち dalam bahasa Jepang berarti balas dendam. Biasanya pada masa lampau. para samurai dilarang untuk melakukan balas dendam terutama pada era keshogunan karena dianggap akan melibatkan perseteruan berkepanjangan antar klan. Malah pada era shogun Tokugawa, samurai dalam satu domain dilarang untuk berduel dengan ancaman hukuman mati.

Sebagai gantinya, Shogun 将軍 (penguasa militer tertinggi) akan memberikan putusan yang dianggap adil demi menyelesaikan masalah.
Masalahnya, putusan Shogun seringkali dianggap tidak adil oleh pihak yang merasa dirugikan. Karena itu, Kataki-uchi biasanya dilakukan secara pribadi dengan konsekuensi dihukum mati oleh penguasa.

Ada 3 peristiwa sejarah yang sangat populer dan diadaptasi menjadi cerita kataki-uchi dalam literatur tulisan maupun pertunjukan panggung seperti Kabuki dan Bunraku (pertunjukan boneka panggung).

Tulisan pertama kali ini membahas cerita kataki-uchi yang paling terkenal yaitu Chūshingura (忠臣蔵).

Lukisan ukiyo-e karya Utagawa Kuniyoshi menggambarkan Kira Yoshinaka ditangkap dan akan dipenggal Oishi Yoshio dan Ronin anak buahnya.


Chūshingura adalah judul yang dipakai media bunraku ketika pertama kali membawakan cerita fiksi sejarah dari kisah nyata pembalasan dendam 47 Ronin. Yang namanya fiksi sejarah, tentunya menambah, mengurangi dan melebih-lebihkan kisah sejarah asli supaya lebih seru dan menarik minat masyarakat yang menonton.

Continue reading ‘Kataki-Uchi: Chūshingura’

Martial Arts of Xiang Shaolong

Xiang Shaolong dan Ilmu Beladirinya

Di abad 21, Xiang Shaolong adalah anggota tim elit pasukan khusus angkatan darat yang sangat terlatih. Ketika dikirim dengan mesin waktu dan bertualang 2000 tahun ke masa lalu, kemampuan fisiknya sebagai tentara elit sangat berguna untuk bertahan hidup, terutama untuk mengoptimalkan ilmu-ilmu beladiri yang dikuasainya.

Catatan:
Huang Yi membuat dunia novel A Step into the Past lebih logis dan ilmiah dibanding novel wuxia biasanya. Itu berarti tak ada ilmu tenaga dalam (Qigong), kultivasi tenaga sakti (Shengong) maupun ilmu meringankan tubuh (Qinggong) yang dipakai.

Daya tempur seorang petarung diukur dengan fisik, mental dan teknik.
Fisik yang baik (misalnya kuat berotot, lincah, tangkas, gesit) membuat seorang petarung memiliki keunggulan. Untuk jago pedang, biasanya semakin kuat pegelangan tangan yang memegang pedang, semakin hebat si jago pedang memainkan pedangnya. Kondisi mental dan kepercayaan diri juga bisa menentukan optimalisasi kemampuan tempur.
Jika dikombinasikan dengan teknik bertarung yang hebat, seorang petarung layak dinobatkan sebagai petarung kelas atas.
Semedi (meditasi) dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi dan juga ketenangan pikiran dan perasaan sewaktu bertempur, bukan untuk kultivasi tenaga sakti.

Continue reading ‘Martial Arts of Xiang Shaolong’

Xiang Shaolong dan Senjata

Dalam perjalanannya di Warring States Era yang penuh kekerasan, mau tidak mau Xiang Shaolong harus membawa senjata tajam untuk membela diri. Tercatat Xiang Shaolong pernah menggunakan 5 macam senjata dan senjata terakhir miliknya dibuat dan didesain dengan teknologi modern.

Louis Koo sebagai Xiang Shaolong menggenggam Pedang Pelangi Terbang dalam serial A Step into the Past TVB 2001.
Continue reading ‘Xiang Shaolong dan Senjata’

Xun Qin Ji 尋秦記 ( A Step into the Past) Novel Review

Tulisan Bagian Kedua

Catatan awal

Pertama kali saya nonton serial TVB produksi tahun 2001 yang diadaptasi dari novel karya Huang Yi ini, saya sudah berusaha mencari novel terjemahannya. Sayangnya tak ada novel terjemahan resmi baik untuk bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Ketika saya menemukan translasi dalam bahasa Inggris yang dilakukan keroyokan oleh fans yang tergabung dalam grup SPCNET.TV penggemar wuxia, ternyata hasil terjemahannya panjang sekali berupa 25 volume. Dengan jumlah belasan bab untuk satu volume, total terjemahan bahasa Inggrisya menjadi 292 bab. Bacaan yang panjang untuk jenis genre wuxia novel, bahkan lebih panjang dibanding Deer and Cauldron, novel wuxia terpanjang karya Jin Yong.

Baru sekarang saya membacanya dan butuh 2 bulan penuh untuk menyelesaikan novel ini disela-sela kesibukan dunia nyata.

Is that worth? Yes, it is! I love this novel very much.

Baru belakangan saya tahu kalau novel ini sudah direvisi menjadi 6 volume, banyak plot dan cerita erotis yang dipangkas oleh Huang Yi agar cerita lebih fokus tanpa selingan adegan ranjang.

Berhubung terjemahan novel ini hasil kerja sama tim keroyokan, mau tidak mau cukup sering terjadi tumpang tindih istilah untuk kata yang sama dengan terjemahan berbeda. Awalnya memang mengganggu, tapi setelah membaca lebih dari setengah dan mengerti dunia yang diceritakan dalam novel ini, otomatis saya bisa paham dan menyadari bagian mana yang tumpang tindih.
Terjemahan tim keroyokan SPECNET ini memang tidak sempurna, tapi saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas kerja keras mereka. Bagaimanapun juga saya akhirnya bisa membaca dan menikmati novel original karya Huang Yi yang sudah saya cari bertahun-tahun yang lalu.

Continue reading ‘Xun Qin Ji 尋秦記 ( A Step into the Past) Novel Review’

A Step into the Past (TVB 2001) – The Best Wuxia Serial Adaptation

Tulisan Bagian Pertama

Membuat serial wuxia tidaklah mudah, terlebih serial yang berdasarkan adaptasi novel wuxia terkenal. Banyak faktor yang harus diperhatikan untuk memuaskan semua penonton, baik penggemar novel originalnya maupun penonton awam yang tak pernah membaca novelnya.

Dari sekian banyak novel wuxia yang pernah saya baca dan tonton serial adaptasinya, kebanyakan membuat saya yang pernah membaca novel originalnya kecewa bahkan terkadang sebal.

Bagi saya pribadi, serial adaptasi yang baik tidak harus seratus persen mirip dengan isi novel originalnya. Yang terpenting harus mewarisi semangat novel dan tetap setia pada inti cerita aslinya, sekaligus membawakan cerita dengan gaya original media audio-visualnya dan tetap segar tanpa merusak ritme yang dimiliki novel yang diadaptasi.

A Step into the Past atau judul aslinya Xun Qin Ji 尋秦記 produksi TVB Hongkong 2001 adalah serial wuxia adaptasi novel terbaik yang pernah saya tonton. Awalnya saya hanya menetapkan serial ini masuk top 5 serial wuxia adaptasi terbaik dari novel wuxia yang pernah saya baca, hingga saya selesai membaca novel original karya novelis terkenal Huang Yi.

Serial produksi TVB tahun 2001 ini tetap setia pada alur cerita utama novel aslinya dari awal sampai akhir, tapi yang membuat saya salut adalah usaha yang dilakukan untuk membuat serialnya memiliki jiwanya sendiri yang berbeda dengan novel dan tetap segar untuk membuat pembaca novelnya tetap tertarik nonton hingga selesai, ibarat

Continue reading ‘A Step into the Past (TVB 2001) – The Best Wuxia Serial Adaptation’

Geisha, Oiran dan Maiko

Dalam film-film jidaigeki yang bersetting pada masa shogun Tokugawa, sering tampil para wanita yang menghibur samurai yang datang ke okiya (rumah hiburan yang dikelola Geisha) dengan menemani minum sake, menyanyi, menari hingga bermain musik. Mereka ini disebut Geisha yang berasal dari kata Gei 芸 (seni) dan Sha 者 (orang).

Geisha pada awalnya pekerjaan yang dilakukan laki-laki didampingi oleh odoriko yaitu para remaja penari wanita yang juga ditawarkan pada para samurai tamu untuk dibawa ke kamar sebagai teman tidur.

Seiring dengan semakin berkembangkan hiburan non-seksual di kalangan para samurai, odoriko ini mulai dilatih untuk menggantikan pekerjaan para lelakinya. Jumlah mereka semakin banyak dan pada akhirnya tak ada lagi Geisha pria karena sudah sepenuhnya digantikan oleh Geisha wanita.

Wanita penghibur yang tadinya dikontrak sebagai odoriko mulai sadar bahwa pekerjaan Geisha jauh lebih terhormat dan menghasilkan uang dibanding bekerja di bidang prostitusi. Hasilnya, banyak odoriko yang pensiun dan beralih fokus di bidang hiburan non seksual serta berlatih meningkatkan kualitas skill musik dan menari.

Menjelang akhir abad 18, para Geisha wanita ini mulai menempatkan posisi mereka berbeda dengan wanita yang bekerja di bidang prostitusi. Mereka bahkan sudah jadi lebih elit dengan mendirikan Okiya sebagai pusat aktivitas rumah hiburan non-seksual yang berbeda dengan rumah bordil.


Geisha
Continue reading ‘Geisha, Oiran dan Maiko’

Ando-kun

Archives

Live Traffic


%d bloggers like this: