Tantura

Sudah cukup lama tidak menulis review film, kali ini saya menulis sebuah film dokumenter berjudul TANTURA, sebuah produksi independen Israel yang disutradarai oleh Alon Schwarz.
Saya sendiri nonton versi penuh di youtube karena sutradaranya mempersilahkan untuk disebarkan gratis.

Tantura berisi wawancara dengan para mantan tentara Israel brigade Alexandroni yang saat itu datang untuk membersihkan Tantura yang dialokasikan sebagai bagian dari Israel. Awalnya 40 orang warga bersenjata dianggap melawan dan ditembak mati, setelah itu warga Tantura menyerah dan dikumpulkan sebagai tawanan perang.

Pada saat inilah terjadi pembantaian penduduk sipil yang sudah menyerah dan tak bisa melakukan perlawanan. Ada sekitar 200 warga sipil Tantura tewas dibantai.

Pemerintah Israel sendiri menolak untuk mengkonfirmasi walau banyak saksi menyatakan pembantaian benar terjadi.
Ada yang menyatakan pembantaian terjadi karena brigade Alexandroni hanya menjalankan perintah atasan, ada juga yang bersaksi bahwa tentara hanya beraksi sendiri tanpa perintah.

Alon Schwarz awalnya punya ide untuk memproduksi film ini berdasarkan thesis Theodore Katz, mahasiswa calon PhD universitas Haifa, yang dibatalkan oleh pihak universitas secara kontroversial.

Jika Katz mengumpulkan testimoni penduduk Palestina desa Tantura yang selamat untuk thesis tulisannya, Alon Schwarz berinisiatif mengambil testimoni pelaku para veteran tentara Israel brigade Alexandroni sebagai counterpart dan pelengkap theisis Katz.

Jika anda pernah menonton dokumenter tentang pembantaian simpatisan PKI yang berjudul Jagal alias Act of Killing karya Joshua Oppenheimer, Tantura menampilkan gaya wawancara yang sama tapi saya ingatkan, Tantura terasa lebih mengerikan karena para saksi dan pelaku terlihat tidak punya empati terhadap para korban. Bahkan ada pelaku menceritakan pembantaian dan perkosaan yang dilakukan tentara Israel terhadap gadis-gadis palestina umur 16an tahun sambil tertawa gembira.
Di lain pihak ada juga veteran yang diwawancara menolak untuk menyatakan terjadi pembantaian di Tantura walau veteran lain menceritakannya dengan detail.

Menjijikan sekaligus takjub melihat betapa kemanusiaan bernilai nol di mata para pelaku.

Mungkin ini disebabkan oleh pewawancara dan tim produksi adalah orang Israel, sehingga tak terlihat adanya rasa enggan dan keraguan untuk mengekspesikan perasaan sesungguhnya, beda dengan film Jagal yang notabene dibuat oleh produksi Denmark sehingga terlihat adanya perasaan menyesal oleh pelaku di akhir film.

Anda pikir peristiwa penyerangan Hamas tanggal 7 Oktober 2023 mengerikan? Dibandingkan dengan apa yang terjadi di Tantura 23 Mei 1948 terlihat tidak ada apa-apanya walau korban maksimal hanya 200 orang.

Kita bisa melihat alasan Hamas menyerang yang bisa dikategorikan balas dendam akibat penindasan melewati batas serta pengambilan sandera untuk ditukar dengan tawanan.

Serangan pada pedesaan Tantura dan pembantaian serta perkosaan pada warga Tantura ini tak memiliki alasan jelas. Tentara Israel jelas tak memiliki dendam seperti warga Gaza yang mengalami penganiayaan secara berkelanjutan selama 20 tahun. Warga Tantura juga tak memiliki pasukan bersenjata lengkap sebagai pertahanan sebagimana warga Israel memilki IDF bersenjata lengkap dan canggih.

Ini asli pembantaian tanpa perlawanan berarti oleh warga sipil yang sudah menyerah.

Film ini cukup kontroversial di Israel dan mendapat banyak penolakan dari anak-anak veteran yang diwawancarai.
Banyak pihak yang meminta investigasi ulang, membongkar kuburan massal yang sekarang dijadikan lapangan parkir, tapi pemerintah Israel menolak untuk melakukannya.

Leave a comment