Penantian album Butterfly bagiku sama saja dengan penantian album Smile, butuh waktu lama menunggu keluarnya album baru! Hanya saja sebelum album Smile dirilis, pada saat itu berhembus rumor kencang bahwa Laruku akan bubar dibarengi tak ada single lagu baru yang keluar dalam waktu 3 tahun sebelum single Ready Steady Go muncul. Jarak 4 tahun 3 bulan antara rilis album KISS (2007) dan Butterfly justru dipenuhi oleh single-single baru yang berjumlah 6 buah dengan total 7 lagu. Jadinya, album Butterfly lebih mirip kompilasi single mereka dengan tambahan 4 lagu baru. Istimewanya album Butterfly adalah perilisannya pada saat L’Arc~en~Ciel masih dalam suasana perayaan ulang tahunnya ke-20.
Album Butterfly ini semakin mengukuhkan L’Arc~en~Ciel sebagai band yang mengusung musik penuh warna dan mampu membawakan lagu lintas genre, meski tetap saja jalur utama mereka berada di ranah genre musik Rock. Walaupun demikian, lewat album ini juga aku mulai merasakan beberapa lagu yang mereka buat mulai mengikuti standar tertentu alias mulai stagnan dan memberikan impresi: musik L’Arc~en~Ciel bisa ditebak gayanya. Sebenarnya ini bukan hal jelek sih karena walaupun musik mereka mulai standar dan kadang mengulang sound lagu-lagu lawas yang mereka buat sebelumnya, tetap saja mereka memasukkan memasukkan sound baru yang membuatnya terdengar berbeda. Kenapa aku berpendapat demikian? Karena aku sendiri menggemari L’Arc~en~Ciel dengan alasan: L’Arc~en~Ciel selalu membuat lagu dengan sound yang berbeda untuk tiap lagunya, sehingga membeli album baru L’Arc~en~Ciel tak akan rugi karena jika ada 10 lagu dalam CD, itu berarti ada 10 lagu dengan style berbeda dapat kita dengarkan. Dengan demikian aku mendapat kesan bahwa komposisi dan aransemen lagu mereka seakan tanpa batas. Dengan adanya standarisasi, tentu saja terkadang membuatku merasakan Deja Vu pernah mendengar sebuah lagu baru pada masa-masa sebelumnya.
1. Chase
Menurut ken, lagu ini awalnya hanya berupa demo dari hyde yang dilanjutkan ken hingga menjadi sebuah lagu utuh yang masih sederhana. Setelah diperdengarkan di depan yukihiro, sang drummer mencoba memasukkan program synthesizer di awal lagu yang ditindak lanjuti oleh hyde dan ken. Hasilnya seperti yang anda dengar sekarang. Lagu dibuka dengan program synthesizer ditimpali suara hyde lalu perlahan menuju klimaks chorus, sebuah blending antara genre Industrial dan Rock. Chase memang lagu yang paling pas untuk ditempatkan sebagai lagu pembuka album Butterfly.
2. XXX
Pertama kali aku mendengar, lagu ini terdengar aneh di kupingku. Bayanganku, L’Arc~en~Ciel sedang selingkuh main gila dengan Lady Gaga π (just kidding)
Tapi setelah lama-lama didengarkan, XXX justru terdengar unik karena memperkuat kesan L’Arc~en~Ciel sebagai band yang selalu mencoba sound berbeda untuk setiap lagu. Campuran antara string dan brass orchestra diiringi penggunaan efek gitar dan bass membuat XXX terasa berbeda. Lagu ini memang bukan lagu standar L’Arc~en~Ciel dan makin lama aku jadi makin suka mendengarnya. Lagu yang keren dan unik.
3. Bye Bye
Standar lagu tetsuya yang ngepop, catchy, easy listening dan gampang disukai oleh orang yang baru pertama kali mendengarnya.
Makin lama di dengar, impresiku semakin kuat kalau Bye Bye adalah lagu lama. Memang tetsuya membuat lagu ini sekitar jaman hiatus pertama setelah album REAL keluar dan sebelum album SMILE. Menurut tetsuya, lagu ini memang sudah lama diciptakan dan berkali-kali tertolak tak jadi dimasukkan ke dalam album. Malah awalnya Bye Bye ditolak oleh tetsuya untuk dimasukkan ke dalam list album Butterfly karena sudah ada 3 lagu buatan tetsuya yang masuk album Butterfly (Good Luck My Way, Nexus 4, Shine). Tetsuya menginginkan keseimbangan jumlah penulis lagu untuk masing-masing member. Tapi hyde justru berpendapat lain dan berkeras inilah saatnya memasukan Bye Bye ke dalam album setelah berkali-kali tertolak. Setelah hyde memodifikasi liriknya, Bye Bye akhirnya masuk list lagu dalam album Butterfly.
4. Good Luck My Way
Standar lagu L’Arc~en~Ciel.
Bagi anda penggemar lama L’Arc~en=Ciel pasti merasakan aura lagu ini memiliki warna yang sama dengan Ready Steady Go dan Link (keduanya juga karya tetsuya). Tapi L’Arc~en~Ciel tetaplah L’Arc~en~Ciel, komposisi boleh Deja Vu tapi dengan aransemen dan sound baru membuat Good Luck My Way terasa fresh. Apalagi liriknya yang sangat positif memberikan semangat, menjadikan lagu ini enak didengar oleh para pengejar mimpi.
5. Bless
Standar lagu L’Arc~en~Ciel.
Sepertinya L’Arc~en~Ciel hampir selalu memasukkan minimal satu lagu balada yang diiringi string orchestra ke dalam setiap album, dan lagu model begini biasanya akan dibawakan dalam konser sebagai lagu penutup. Contoh yang ada dalam album sebelumnya, Alone En La Vida (KISS), Jojoushi (AWAKE) dan Hitomi no Juunin (SMILE). Lagu ini tadinya dijadwalkan masuk ke album KISS, tapi karena gagal akhirnya justru dijadikan single dan masuk album Butterfly.
6. Shade of Season
Sebuah lagu unik dari yukihiro dengan gaya yang cenderung dark dan mengingatkan pada lagu-lagu masa L’Arc~en~Ciel pada masa indies dengan sound yang berbeda dan bagian bridge yang menarik. Kalau membandingkan dengan musik karya yukihiro di Acid Android, ada warna yang sama tapi berbeda. Yang paling terasa perbedaannya, musik yukihiro di L’Arc~en~Ciel cenderung melodic dibandingkan Acid Andoid yang didominasi kentalnya penggunaan program synthesizer.
7. Drink it Down
Lagu favoritku dalam album.
Mengapa? Style musiknya yang berbeda, penggunaan program looping yang catchy, sound gitar dan bass effect yang mengesankan, sehingga semakin mengukuhkan konsistensi L’Arc~en~Ciel sebagai rock band yang suka inovasi baru. Rasanya lagu ini dipenuhi energi yang kuat untuk membuat para pendengar ingin nge-rock habis-habisan. Sound yang dipakai membuat lagu ini seakan-akan penuh misteri yang terus menghantui pendengar supaya tak bisa lepas dari pengaruh energinya sebelum lagu habis.
Lagi-lagi yukihiro menyumbangkan sebuah lagu unik dan menarik untuk L’Arc~en~Ciel.
8. Wild Flower
Chorus terbaik dalam album
Mungkin komentarku diatas terkesan aneh, tapi memang itu yang kurasakan. Dengan bagian intro dan verse yang menurutku biasa-biasa saja untuk sebuah karya ken, chorus lagu ini malah secara tiba-tiba menghentak liar dan mampu membuat melayang. Menurut ken sendiri, Wild Flower tidak diciptakan seperti biasanya yang diawali dengan pembuatan lagu dan ditindak lanjuti dengan aransemen musik. Pembuatan Wild Flower dimulai lewat pendekatan aransemen musik tanpa memikirkan lagu yang akan mengisinya. Hyde sendiri mengakui kesulitan memasukkan lagu ke dalam aransemen musik buatan ken ini dan liriknya sendiri dibuat hyde berdasarkan inspirasi yang didapatkan dari bencana gempa dan tsunami besar di daerah Tohoku bulan Maret 2011.
Chorus lagu ini sempat membuatku earworm beberapa hari.
9. Shine
Standar lagu L’Arc~en~Ciel
Lagunya enak dan catchy seperti biasanya lagu-lagu ciptaan tetsuya. Sangat Laruku sekali.
10. Nexus 4
Standar lagu L’Arc~en~Ciel
Lagunya enak dan catchy seperti biasanya lagu-lagu ciptaan tetsuya. Sangat Laruku sekali.
Dan sepertinya bukan sebuah kebetulan jika Nexus 4 dan Shine dijadikan satu paket single.
11. Mirai Sekai
Lagu ini mengingatkanku pada lagu pengantar tidur, sebuah lagu yang tadinya mungkin tak pernah kupikirkan akan dibuat oleh ken. Liriknya sendiri sedikit mengingatkanku pada lagu Metropolis yang bernuansa futuristis dengan sentuhan lullaby untuk anak-anak yang sedang berangkat menuju peraduan. Lagu ini tadinya dibuat tanpa melibatkan alat musik utama (gitar, bass dan drums) seperti halnya Ushinawareta Nagame, akan tetapi hyde meminta agar lagu ini bisa dibawakan penuh oleh semua member pada saat konser. Akhirnya disepakati bagian intro dibiarkan seperti awalnya, kemudian disambung bagian verse dengan sound band seperti biasanya. Lagu ini juga menjadi ajang tetsuya menjajal fretless electric upright bass untuk pertama kalinya.
Bonus: P’UNK IS NOT DEAD
Karena aku membeli CD original limited edition, aku juga mendapatkan CD P’UNK EN CIEL dalam satu paket. Sayang, aku kurang suka dengan aransemen P’UNK EN CIEL yang buatku terkesan ingin mengetes kuping pendengar daripada menghibur. Yah, ini juga ujung-ujungnya tergantung pada masalah selera yang punya kuping sih. Diantara beberapa hal yang membuatku tidak tertarik pada P’UNK EN CIEL adalah suara tetsuya sebagai vokalis. Harus diakui, tetsuya punya suara yang manis dan cocok buat lagu-lagu Pop maupun Slow Rock. Tapi tidak untuk lagu Punk karena kesannya justru malah terdengar aneh dan maksa. Dari seluruh lagu dalam CD P’UNK EN CIEL, aku hanya menyukai Dune 2008 yang diaransemen ulang dengat sangat rapi (malah menurutku lebih rapi dibanding versi aslinya).
secara keseluruhan ..
keren deh ini album, meskipun lagu – lagunya diambil dari single – single yg dari tahun antah berantah ..
4 lagu baru sebenernya juga bukan lagu barukan?
Punk is not deadnya keren .. ^^,b
Kesannya jadi kayak album kompilasi lagu-lagu single doang yah π
Cuma Bye Bye lagu lama yang ditulis ulang, 3 sisanya lagu baru koq.
Hehehe… frekuensi tangkapan telinga kita ternyata beda masbro π
keren soalnya jd kayak album kompilasi punkenciel, hho
tapi tetep lebih enakan yg versi LArcenCielnya ,hho
ytapi dari 3 lagu baru itu, sepertinya arrsmntnya sdh lama dibuat, di karasteristik LArcenCiel pas sebelum doyan sama music electro
Ini berdasarkan wawancara ttg album Butterfly di LE CIEL Magazine No. 70
Lagu Shade of season dibuat oleh yukihiro dengan perspektif suasana tahun 1980’an [wawancara hyde].
Jadinya wajar kalau aransemennya terasa Laruku jaman dulu.
Lagu Wild Flower dan Mirai Sekai dibuat oleh ken sekitar pembuatan lagu CHASE. Tadinya salah satu dari dua lagu itu mau dijadikan ken untuk single, tapi akhirnya CHASE yang jadi single [wawancara ken]
Lagian Laruku bikin lagu kayaknya gak selalu harus pakai program synthesizer atau looping. Toh lagu mereka jaman dulu kayak album Heart (Loreley, Promise Land), Ark (Shinjitsu Genshou to), REAL (Neo Universe, Get Out from Shell) udah pakai program koq.
oh begitu ya ….
jadi pengen punya majalahnya, biar tau
hho
sip – sip ando – kun
yang masalah XXX, kita sama, pertama kali mendengar ini kenapa jadi begini lagu Laruku, eh lama – lama di dengerin malah makin asyik, hho
ijin copas ya mas bro
@ChandraYP
In tulisan pendapat saya loh, kenapa mau copas? Toh beda orang, beda kuping, beda pendapat.
Very nice review π Sedang menunggu versi ofisialnya keluar di Indonesia π
@Achmad Syaiful Makmur
Udah rilis koq secara resmi, Album Butterfly versi Sony Music Indonesia udah keluar sejak tanggal 15 February 2012 kemarin tuh.
dari album butterfly trsebut, saya kurang suka dengan lagu CHASE , krna irama musik ny ga tentu, jd para pendengar susah untuk mengikuti nyanyian alunan lagunya..
tp buat lagu yg lain sangat bagus,,
terutama saya suka dengan wild flower dan xxx …
sippp dahhhh ,, yg pnting msh dger suara papa hyde ,, kisu kisuuu
Bagus ulasannya, setidak jadi tau sedikit tau history di balik lagunya.
Saya ga gtu ngerti ttg bahasa music dan tehnik musikal, tp simplenya mnrt saya pas denger Wild Flower jadi terngiang ama Love Flies.
Trus untuk lagu XXX, saya jadi ngerasa ini bukan laruku lagi, tp lbh terkesan mereka mirip Gazette.
Ini she mnrt saya. Hihihi..
@Ernald
Wild Flower bikin saya inget lagu2nya ken π
XXX itu kental banget rasa R&B-nya, model lagu2nya Lady GaGa.
Astaga…… Gazette itu band yang bawain lagu2 model Lady GaGa yah? π
Iya, mas, Love Flies jg campur tangannya Ken ya. π
Maka terasa kental bgt pengulangan nada.
Btw, jgn lupa tgl 2 Mei bareng2 nonton nyoookk mereka perform.. Hihihi.
Thanks mas Ando.
@Ernald
Wah, sayangnya aku nggak bisa nonton. Terkendala ongkos transport yg lebih mahal dari harga tiket π₯
Selamat bersenang-senang nonton konser Laruku tgl 2 Mei nanti deh.
lagu baru di album ini keren banget !
jadi pengin nonton laruku di senayan.. tp terkendala biaya.. π¦
konsernya ada di tv gak ya?
agan belix dimana???
klo beli CD laruku dimana ya ?
@abbi dan YuRiez Luph Abdulloh
Beli di toko CD. banyak koq yg jual CD laruku versi Indonesia. Harganya sekitar 80-an ribu rupiah.
Suka reviewnya jadi bisa memahami album butterfly. I got the limited edition, dan di cd p’unk en ciel, memang vokalnya Tetsu gk cocok, berasa kurang ngerock, kalau musiknya sih oke.
Gw nonton konsernya & bagus banget π
gk ad link downlod ny nh??
share lah, gan….
hahaha….
@Mr. Brightsides
Saya udah lama nggak nggak ngasih link donlotan. Silahkan googling sendiri. π
gan yg versi limited edition yg ada p’unk en ciel nya belinya dimana ya?
_walaupun kurang tahu tentang Laruku, tapi mencoba menikmati lagunya… [:)
mereka ngluarin 2 album kan..
kasih info dong ttg album yg satunya lagi..
nih yang nulis blog goblok kale dah tau p’unk en ciel keren kaya gitu lagunya emang kuping lu aja somplak
@ogawa takarai
Oh nggak koq, cuma IQ loe aja yg terlalu jongkok.
Masa yang remeh beginian aja gak ngerti? kalo beda orang beda selera, beda gendang telinga beda juga tangkapan frekuensinya. Loe dengerin tuh lagu Jazz mainstream, musik kontemporer atau piano klasik kayak Franz Liszt, kalau nggak suka berarti loe goblok dong.
Keren review na gan
Huehhehe…lagu kayak di bilang jelek. Rata2 yg bilang jelek adalah kuping anak smp yg sering dengerin lagu2nya kangen band
@Lebayman
Emangnya ada yg bilang jelek?
Menurutku gak ada lagu jelek, yang ada cuma masalah selera doang dan cocok nggaknya sama frekuensi yang didengar.
telat bgt nih taunya. pengen beli CDnya, semoga ada, coz d tempatq susah bgt nyari kaset Jepang, banyakan korea sekarang!
apapun jenis lagu Laruku, aq suka..^^