Rachel Getting Married – Sebuah drama keluarga

Sutradara: Jonathan Demme
Produksi: SONY Pictures ( 2008 )
Genre: Drama
Pemain: Anne Hathaway, Rosemarie DeWitt, Bill Irwin.

“Everyone in the house is looking at me like I’m a sociopath. What do you expect me to do? Burn the house down?” (Anne Hathaway as Kym)

Sudah cukup lama tidak menonton film karya Jonathan Demme sejak The Manchurian Candidate, kali ini Demme mengajak para penonton meninggalkan dunia thriller dan memasuki genre film drama kehidupan keluarga. Drama versi Demme kali ini agak unik, berbeda dengan garapan film dramanya seperti Philadelphia yang mengantarkan Tom Hanks menggondol piala Oscar pertamanya. Hasilnya, banyak para kritikus menilai film ini sebagai karya terbaik Demme setelah Silence of the Lamb yang fenomenal itu.

Walaupun judul film mencantumkan nama Rachel (Rosemarie DeWitt), tokoh utama film ini adalah Kym (Anne Hathaway), saudara perempuan Rachel yang bolak balik masuk program rehabilitasi buat para pecandu obat-obatan. Film diawali dengan dijemputnya Kym dari tempat rehabilitasi oleh ayahnya Paul (Bill Irwin) dan ibu tirinya Carol (Anna Devaere Smith) untuk menghadiri persiapan pernikahan Rachel dengan calon suaminya Sydney. Dimenit-menit awal film hubungan antar anggota keluarga terlihat akrab dan harmonis, terutama hubungan dua kakak-adik Kym dan Rachel. Semakin lama semakin terlihat kalau Kym tidaklah sehangat itu hubungannya dengan seluruh anggota keluarga, malah sering dianggap sebagai si pengacau. Tentunya ada alasan dan latar belakang mengapa Kym kecanduan dan memiliki hubungan “basa-basi” dengan anggota keluarga yang lain. Lalu muncul tokoh Abby (Debra Winger) ibu kandung Kym dan Rachel yang terlihat cukup dekat dengan Rachel tapi tidak untuk Kym.

Aku suka dengan shoot dan pergerakan kamera serta pengambilan gambar gaya Demme yang menghiasi film ini. Kadang kamera menyorot adegan seperti layaknya standar film biasa. Tetapi jika sudah memasuki wilayah makan malam, rehearsal, resepsi pernikahan dan adegan rumah serta keluarga, kamera mengambil gambar bergaya semi-dokumenter. Menonton film ini seperti sedang menonton dokumentasi video keluarga Paul yang menyebabkan kita yang menonton mau tidak mau ikut terseret masuk kedalam film sebagai orang dekat keluarga yang sedang menonton rekaman video acara pernikahan kerabat kita sendiri.

Acara pernikahan dalam film ini sendiri unik. Tak usah berkomentarlah mengenai para hadirin yang multi ras (Sydney dan keluarganya sendiri berkulit hitam dan kerabat serta teman mereka yang multi etnis), musik yang menghiasi suasana seperti acara kumpul-kumpul bareng para pemusik berbagai aliran. Kadang background musiknya diisi oleh si pemusik yang hadir sebagai seorang tokoh di dalam adegan yang membutuhkan musik latar, walaupun si pemusik cuma figuran yang membawa gitar atau biola saja. Benar-benar mantap dan keren.

Akting para pemainnya benar-benar top, hampir seluruhnya bermain bagus terutama Anne Hathaway (Kym), Rosemarie DeWitt (Rachel) dan Bill Irwin (sang ayah Paul). Hathaway memang patut ikut bersaing bersama para nominator pemeran utama wanita terbaik piala Oscar 2009 karena dia berhasil membawakan peran Kym yang sinis sekaligus rapuh. Entahlah, apakah para juri OSCAR sempat juga melirik DeWitt dan Irwin sebagai nominator pemeran pembantu? Lalu ada pula Debra Winger yang berperan sebagai Ibu kandung. Walaupun porsi Winger tidak banyak, tapi Winger bermain bagus. Bisa dilihat pada adegan dialog penuh emosi antara Kym dan ibunya Abby yang mencuri perhatian. Terakhir coba bandingkan adegan antara Abby si ibu kandung dengan banyak dialog tapi jarang muncul dan Carol si ibu tiri dengan dialog seperlunya tapi selalu ada disetiap adegan penting. Seperti inikah peran ibu kandung dan ibu tiri ketika anak mereka menikah?
Selain itu juga terselip sedikit pertanyaan buat penonton, menurut anda apa sih makna dari pernikahan dan keluarga itu? Silahkan jawab sendiri……..

NB. Mulai sekarang aku akan menggunakan sistem perhitungan per 0.25

Rating: 4.25/5

11 thoughts on “Rachel Getting Married – Sebuah drama keluarga

  1. Ratingnya R ya~
    Sinematografi oke, musik, akting… plot? ini benar2 hanya konflik keluarga di pesta nikah? Hmm..

    Acara pernikahan dalam film ini sendiri unik.

    Apa yang istimewa selain musik berbagai aliran disitu?

    @jensen99. Aku nggak mau terlalu banyak cerita takut spoiler. plot awalnya tentang “anak hilang yang kembali ke rumah yang justru terasa asing”.
    Apakah konflik keluarga yang terjadi pada saat pesta pernikahan masih kurang banyak (ingat pesta nikah berarti berkumpulnya kaum kerabat)? Disitu ada estrange sister yang mantan junkie dan punya masa lalu menyedihkan, lovely sister yg kawin, ada ayah yg berusaha jd penengah, ada ibu tiri yang serba salah, ada mantan istri yang datang ke pesta nikah anaknya disertai suaminya dan bertemu mantan suami beserta istrinya, ada calon mantu berkulit hitam beserta keluarga besarnya, ada teman2 mempelai termasuk bestman si mempelai pria yang juga mantan junkie.
    Mungkin bagi yang lebih suka film Hollywood penuh aksi bakalan bosen nonton film banyak dialog ini, soalnya yang ada cuma konflik keluarga dan kerabat/teman dekat. Tidak ada hitam-putih, tidak ada si baik atau si jahat, cuma kisah sehari-hari keluarga yang berusaha untuk saling mengerti satu sama lain ketika semuanya bisa berkumpul di pesta pernikahan.

    Yang istimewa: Pengantin pria kulit hitam dan pengantin wanita bule sedangkan pestanya pake suasana bergaya india (jadi terkenang film monsoon wedding-nya Mira Nair), lalu pengantin pria nyanyi lagu Neil Young sewaktu mau tukar cincin. Tapi yang lebih unik lagi justru acara gladi resik pernikahan. Terutama saat latihan upacara serta dialog dan monolog masing2 kerabat dan teman ttg pesan dan kesan sepasang mempelai.

  2. penggemar jonathan Demme juga yah? lam kenal aja nih…

    @schaatzy.
    Lam kenal juga. Saya penggemar film bagus, bukan hanya karya Jonathan Demme saja. Mau film layar lebar, anime, serial TV, asalkan bagus dan menarik bakalan ditonton.

  3. Ah, sial.. saya melewatkan penjelasan dalam kurung bahwa Sydney dan keluarganya berkulit hitam! 😐
    *pantesan bingung*
    *damn fas.rid*

    OK, OK, saya ngerti poinnya. Saya tau benar kok konflik keluarga dan perkara nikah antar suku itu. :mrgreen:
    Thanx.

    @jensen99
    Justru beda etnis disini nggak jadi masalah loh, malah masing2 keluarga nggak keberatan punya mantu masing2 beda warna kulit. Unik bukan? Biasanya kalau dalam film lain hal ini jadi pemicu konflik
    you’re welcome

  4. Belum nonton nih. Nyari kemana-mana gak dapet-dapet 😦
    Jonathan Demme kan selalu oke film-filmnya.
    Hmmm…jadi ngiri 🙂
    Bau-baunya kok kayak Margot at the wedding ya?

    @gilasinema. Kalau cuma bau doang sih iya, tapi bentuknya jelas beda karena kedua keluarga besan nggak ada yg keberatan sama pilihan mempelai masing2. Anda benar soal Jonathan Demme, sampai sekarang nonton filmnya belum pernah kecewa termasuk film semi-dokumenternya.

  5. Belum nonton. Semua filmnya bagus-bagus (atau karena dia memang cantik ya, hi hi hi…)

    @ahmad. Ini bukan ngomongin Jonathan Demme khan?
    Kalau ngomongin Anne Hathaway, doi emang cakep :mrgreen:

  6. ………..(atau karena dia memang cantik ya, hi hi hi…)…… walah, kacau neh… :mrgreen:

    @Fie. Iya nih. Salah baca atau akunya yang salah sangka 🙄 🙄

  7. film ini meruntuhkan kebencian saya terhadap Anne Hathaway….she’s really stunning di film ini….filmnya bagus, ceritanya bagus, pokoknya suka, suka, suka

    @iera.
    Eehhh? Dulunya benci sama Miss Hathway? Wah kalau saya sih suka-suka aja sama tampang cakepnya :mrgreen:
    Miss Hathway masih muda dan perjalanan karirnya masih panjang. Mungkin aja pas awal2 karirnya dia cuma membintangi film kacang goreng, tapi setelah ditangani sutradara sekelas Jonathan Demme jadi keliatan bakatnya. Kayaknya film ini jadi momentum dia buat menggapai masa depan sebagai aktris berkualitas.

  8. daku baru nonton nih. dramanya nyentuh banget. paling mantap pas adegan kym baru ketemu orang negro yang dapet essainya yang bikin kym berantem sama rach.

    “Did I sacrifice every bit of love in this live because i killed our brother?” quote yang paling nampolnya.
    —————————————
    @ray rizaldy
    Wah, tdnya aku nggak mau nyinggung hal ini krn kupikir bakalan spoiler. Coba baca resensi diatas, aku sengaja nggak mau cerita ttg kenapa alasan Kym masuk ke panti rehabilitasi. Tp ya udah lah, nggak apa apa.

  9. baru nonton. hehehee telat banged yah..
    pertam-tama, saya pikir filmnya membosankan. tapi, di tengah2 mulai deeh.. bagus ternyata. ternyata apa yang terjadi di balik pernikahan tidak semua bahagia yaaa..
    akting Anne Hathaway di sini keren banget iih,,, berhasil masuk ke dalam karakter Kym yang suram.
    Mengharukan.. yang pasti itu. emang bener nonton film ini kita jadi seolah-olah di dalam situ, menyaksikan dan ikut terlibat dalam konflik keluarga Buchman.
    Waktu adegan emosional Rachel yang menuduh Kym telah membunuh adiknya, terus sekeluarga itu nangis.. jadi ikutan nangis juga saya.. ahhaha 😀

  10. @-anna-
    film bagus walaupun telat ditonton tetap saja bagus.
    mungkin kata2 yg benar adalah ternyata apa yang terjadi dibalik upacara perayaan pernikahan tidak semua bahagia….

Leave a reply to jensen99 Cancel reply